ABOUT
SEJARAH
Nama peci (Kopeah) M
Iming sepertinya sudah jadi legenda. Inilah peci tiga zaman yang sudah ada
sejak pendudukan Belanda, Jepang, kemerdekaan, hingga sekarang. Usianya pun
sudah hampir seabad. Di tahun 1918, M. Iming atau Mas Iming, lelaki kelahiran
Pekalongan tahun 1888 ini mulai membuka usaha sebagai tukang pembuat peci. Kala
itu Mas Iming membuat peci di pinggir jalan atau kaki lima, dijajakan di atas
meja kayu bekas peti sabun. Tempat berjualan itu persis di depan tembok dengan
tulisan “Toekang Kopeah” yang kini kusam dan memudar. Pembelinya tak
tanggung-tanggung hingga pejabat negara. Bahkan Presiden Soekarno pun membeli
peci ke Mas Iming. Tidak hanya itu, Pejabat-Pejabat Negara sebagian besar juga
menggunakan Peci (kopeah) M. Iming.
Mas Iming hanya
dikaruniai satu orang anak perempuan, usaha ini turun pada kedua cucunya. Salah
satunya adalah cucu kedua Mas Iming, Tubagus Mochamad Sabana yang kini sudah
berusia 87 tahun. Dibantu oleh Sabana, usaha Peci M Iming terus berkembang.
Dari toko yang semula kecil, bahkan menurut yuliani (anak ke-empat dari lima
bersaudara) mirip kandang domba, jadi tambah luas. Saat Mas Iming meninggal di
tahun 1960, usaha pun kemudian diteruskan oleh kedua Cucunya.
Namun di tahun 1986,
manajemen Peci M Iming terpisah. Untuk putra pertama Mas Iming memegang toko
yang ada di Jalan Ahmad Yani. Sedangkan Pak Sabana memilih pindah dan membuka
toko sendiri di Jalan Suci bergabung dengan tempat pembuatan peci. Namun meski
manajemen berbeda, tapi dipastikan kualitasnya tetap sama. Pak Sabana
memberikan kepercayaan dalam mengelola perusahaan kepada kedua anaknya yaitu
yuliani dan Benny Hidajat
Berangkat dari toko
dan tempat produksi yang berada di Suci (Surapati - Cicaheum), hingga sekarang
telah melebarkan sayapnya dan telah memiliki tiga cabang yang berada di Jl.
Pelajar Pejuang 45 No. 40 , Jl. Reog No. 3C Turangga dan di jln kopo
sayati. Pemasarannya sudah mencapai seluruh kota yang ada di Provinsi
Jawa Barat seperti Garut, Tasik, Sukabumi, dan Cianjur. Juga melintas ke luar
Jabar seperti Jogja, Jakarta, dan Makassar. Bahkan, pemasaran ke luar provinsi
pun terus menyebar. Saking banyaknya cabang dan pemasaran yang semakin luas,
hingga negara tetangga. Menjelang lebaran akan semakin banyak peci yang
terjual. Dibanding dengan hari-hari biasa maupun bulan-bulan biasa, biasanya di
bulan Ramadhan dan menjelang lebaran omset penjualan bisa mencapai 10x lipat .
Kekhasan Peci M. Iming
itu sudah ada sejak dulu, kualitasnya yang sama dari dulu hingga sekarang.
Komponen dasar peci yang disebut "Racekan" tidak pernah dirubah bahan
dasar kain keras dan bahan impor sehingga bisa lebih awet dan tahan lama.
Seiring berjalannya waktu, motif-motif yang dijajakanpun kian berkembang.
Meskipun bisa dibilang Peci M. Iming termasuk tergolong mahal, tapi soal
kualitas tidak bisa dibandingkan dengan merk lain. Kualitas Peci M. Iming tetap
yang terbaik. Saat ini, harga Peci M. Iming dari yang kualitas bludru standar
kisaran Rp. 130.000 sampai kualitas bludru terbaik Rp. 250.000 (pada periode
tertentu bisa terjadi kenaikan beberapa harga maupun secara keseluruhan).
SEJARAH
Nama peci (Kopeah) M
Iming sepertinya sudah jadi legenda. Inilah peci tiga zaman yang sudah ada
sejak pendudukan Belanda, Jepang, kemerdekaan, hingga sekarang. Usianya pun
sudah hampir seabad. Di tahun 1918, M. Iming atau Mas Iming, lelaki kelahiran
Pekalongan tahun 1888 ini mulai membuka usaha sebagai tukang pembuat peci. Kala
itu Mas Iming membuat peci di pinggir jalan atau kaki lima, dijajakan di atas
meja kayu bekas peti sabun. Tempat berjualan itu persis di depan tembok dengan
tulisan “Toekang Kopeah” yang kini kusam dan memudar. Pembelinya tak
tanggung-tanggung hingga pejabat negara. Bahkan Presiden Soekarno pun membeli
peci ke Mas Iming. Tidak hanya itu, Pejabat-Pejabat Negara sebagian besar juga
menggunakan Peci (kopeah) M. Iming.
Mas Iming hanya
dikaruniai satu orang anak perempuan, usaha ini turun pada kedua cucunya. Salah
satunya adalah cucu kedua Mas Iming, Tubagus Mochamad Sabana yang kini sudah
berusia 87 tahun. Dibantu oleh Sabana, usaha Peci M Iming terus berkembang.
Dari toko yang semula kecil, bahkan menurut yuliani (anak ke-empat dari lima
bersaudara) mirip kandang domba, jadi tambah luas. Saat Mas Iming meninggal di
tahun 1960, usaha pun kemudian diteruskan oleh kedua Cucunya.
Namun di tahun 1986,
manajemen Peci M Iming terpisah. Untuk putra pertama Mas Iming memegang toko
yang ada di Jalan Ahmad Yani. Sedangkan Pak Sabana memilih pindah dan membuka
toko sendiri di Jalan Suci bergabung dengan tempat pembuatan peci. Namun meski
manajemen berbeda, tapi dipastikan kualitasnya tetap sama. Pak Sabana
memberikan kepercayaan dalam mengelola perusahaan kepada kedua anaknya yaitu
yuliani dan Benny Hidajat
Berangkat dari toko
dan tempat produksi yang berada di Suci (Surapati - Cicaheum), hingga sekarang
telah melebarkan sayapnya dan telah memiliki tiga cabang yang berada di Jl.
Pelajar Pejuang 45 No. 40 , Jl. Reog No. 3C Turangga dan di jln kopo
sayati. Pemasarannya sudah mencapai seluruh kota yang ada di Provinsi
Jawa Barat seperti Garut, Tasik, Sukabumi, dan Cianjur. Juga melintas ke luar
Jabar seperti Jogja, Jakarta, dan Makassar. Bahkan, pemasaran ke luar provinsi
pun terus menyebar. Saking banyaknya cabang dan pemasaran yang semakin luas,
hingga negara tetangga. Menjelang lebaran akan semakin banyak peci yang
terjual. Dibanding dengan hari-hari biasa maupun bulan-bulan biasa, biasanya di
bulan Ramadhan dan menjelang lebaran omset penjualan bisa mencapai 10x lipat .
Kekhasan Peci M. Iming
itu sudah ada sejak dulu, kualitasnya yang sama dari dulu hingga sekarang.
Komponen dasar peci yang disebut "Racekan" tidak pernah dirubah bahan
dasar kain keras dan bahan impor sehingga bisa lebih awet dan tahan lama.
Seiring berjalannya waktu, motif-motif yang dijajakanpun kian berkembang.
Meskipun bisa dibilang Peci M. Iming termasuk tergolong mahal, tapi soal
kualitas tidak bisa dibandingkan dengan merk lain. Kualitas Peci M. Iming tetap
yang terbaik. Saat ini, harga Peci M. Iming dari yang kualitas bludru standar
kisaran Rp. 130.000 sampai kualitas bludru terbaik Rp. 250.000 (pada periode
tertentu bisa terjadi kenaikan beberapa harga maupun secara keseluruhan).
ABOUT
Reviewed by Peci M. Iming Bandung
on
November 01, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: